Apakah Grand Prix Aragon diam-diam merupakan putaran MotoGP paling penting tahun 2024?
Kembalinya MotoGP ke Aragon bisa berdampak besar pada perebutan gelar juara
Akhir pekan ini, MotoGP akan digelar di Aragon untuk pertama kalinya sejak musim 2022, dengan pertarungan kejuaraan yang sangat ketat.
Setelah Grand Prix Austria, juara dunia bertahan Francesco Bagnaia mengungguli rekan satu tim Ducati Jorge Martin dengan selisih lima poin setelah menang ganda di Red Bull Ring.
Bagnaia merupakan pemenang sebelumnya di Aragon, mencetak kemenangan MotoGP pertamanya untuk Ducati di edisi ajang tersebut tahun 2021 setelah mengalahkan calon rekan setimnya Marc Marquez dalam pertarungan satu lawan satu.
Enea Bastianini, rekan setim Bagnaia saat ini, memenangi putaran terakhir GP Aragon tahun 2022 untuk Gresini setelah mengalahkan juara dunia ganda itu dalam duel.
Sirkuit Aragon yang menjadi tempat kembalinya para pembalap telah diaspal ulang, yang seharusnya akan menjadi akhir pekan yang menarik karena Michelin belum melakukan pengujian apa pun pada aspal baru tersebut. Dengan demikian, mereka akan mendapatkan ban belakang tambahan.
Biasanya, GP Aragon merupakan salah satu ronde paling mendebarkan dalam satu musim dan sejak masuk kalender pada tahun 2010, ronde ini telah menjadi favorit di kalangan penggemar dan pembalap.
Namun, melihat kembali 14 tahun terakhir, Aragon telah menandai dirinya sebagai momen yang sangat penting dalam kejuaraan.
Dalam semua kecuali dua dari 13 GP Aragon (tidak termasuk GP Teruel 2020 di tempat yang sama), pembalap yang memimpin klasemen di akhir putaran telah memenangi kejuaraan.
Pada tahun 2010, Jorge Lorenzo hanya mampu meraih posisi keempat di belakang pemenang balapan Casey Stoner. Namun, hal itu tidak berarti apa-apa bagi pebalap Yamaha tersebut, yang unggul 56 poin atas Dani Pedrosa dan akan menutup kejuaraan dua putaran kemudian di Jepang.
Pada tahun 2011, Casey Stoner berhasil meraih kemenangan berturut-turut di Aragon GP, kali ini untuk Honda, dengan dominasi atas rekan setimnya Pedrosa. Pembalap Australia itu unggul 44 poin dari Lorenzo di Aragon dan dinobatkan sebagai juara dunia untuk kedua kalinya dua putaran kemudian di Australia.
Pada tahun 2012, Lorenzo masih belum mampu mencapai podium teratas GP Aragon, dengan Pedrosa mengunggulinya dengan selisih 6,4 detik. Tantangan Pedrosa untuk meraih gelar juara menemui kendala yang tidak diharapkan pada putaran sebelumnya di Misano, ketika pemanas ban yang macet memaksanya untuk memulai dari posisi terakhir, yang menyebabkannya terjebak dalam kemelut di putaran pertama.
Lorenzo meninggalkan Aragon tahun itu dengan keunggulan 33 poin atas pembalap Spanyol itu dan memenangkan gelar keduanya pada putaran kedua terakhir di Australia menyusul kecelakaan lain yang dialami Pedrosa.
Edisi GP Aragon 2013 terbukti kontroversial, karena pertikaian yang melibatkan rekan setim Honda Marc Marquez dan Pedrosa menyebabkan kecelakaan. Dalam insiden aneh, Marquez menjatuhkan sensor kontrol traksi Pedrosa dari sisi motornya dengan sikunya saat ia mencoba melewati sisi luar Pedrosa di Tikungan 12. Pedrosa terlempar ke udara dan keluar dari balapan, sementara Marquez dikecam karena berkendara secara agresif.
Marquez memenangi balapan itu dengan selisih 1,356 detik atas Lorenzo, yang membuatnya unggul 39 poin atas pebalap Yamaha itu. Keduanya akan melanjutkan pertarungan gelar mereka ke babak final di Valencia, dengan Marquez sebagai pemenangnya.
Lorenzo memenangi GP Aragon 2014 yang basah ketika Marquez dan Pedrosa tersingkir, meskipun Marquez unggul 75 poin di klasemen dan akan mengamankan gelar dunia keduanya di putaran berikutnya di Jepang.
Di GP Aragon 2015, Lorenzo memenangi balapan, tetapi rekan setimnya di Yamaha, Valentino Rossi, yang memimpin perolehan poin dengan selisih 14 poin setelah finis di posisi ketiga. Lorenzo akhirnya memenangkan kejuaraan dunia dalam akhir musim yang kontroversial.
Antara tahun 2016 dan 2019, Marquez memimpin klasemen setelah memenangi GP Aragon empat kali berturut-turut dalam perjalanannya meraih gelar MotoGP lainnya sejauh ini. GP Aragon 2020 dimenangkan oleh Alex Rins, tetapi rekan setimnya di Suzuki, Joan Mir, mengambil alih pimpinan klasemen untuk pertama kalinya tahun itu dengan selisih enam poin dari Fabio Quartararo.
Mir memenangi kejuaraan tahun itu, sementara giliran Quartararo pada tahun 2021 setelah pembalap Prancis itu meninggalkan Aragon dengan keunggulan 53 poin dari Francesco Bagnaia. Hal sebaliknya terjadi pada kunjungan terakhir MotoGP ke Aragon pada tahun 2022, dengan Quartararo unggul 10 poin di akhir putaran tetapi akhirnya kehilangan mahkotanya dari Bagnaia di Valencia.
Meski tidak ada jaminan, dengan tambahan balapan sprint yang membuat perebutan gelar semakin ketat, sejarah berpihak pada pemimpin klasemen di akhir GP Aragon. Akankah hal itu terbukti terjadi pada tahun 2024 juga?